
Tahun 2004 yang lalu dalam sebuah forum diskusi kampus menjelang Pilpres 2004 di Jogja disinggung mengenai kepentingan AS (baca : asing) di Indonesia. Dalam diskusi tersebut terungkap bahwa siapapun yang memimpin bangsa ini kedepan ia adalah orang yang secara tidak tertulis telah mendapat restu dari AS. Kemudian dibahaslah beberapa kriteria presiden Indonesia yang akan mendapat restu dari AS tersebut. Pertama, AS menginginkan presiden Indonesia harus berasal dari kalangan muslim tetapi harus muslim yang berasal dari kaum abangan bukan santri. Syarat muslim menjadi penting untuk menjaga stabilitas nasional (yang juga berarti stabilitas kepentingan AS), artinya muslim dari golongan abanganlah yang paling memungkinkan untuk itu. Muslim santri walaupun dapat menjaga stabilitas nasional, dikhawatirkan dapat menggangu kepentingan AS di Indonesia. Syarat kedua adalah terkait dengan syarat pertama tadi yaitu mampu menjaga eksistensi AS di Indonesia. Dari syarat kedua ini maka yang berhak mendapat restu dari AS adalah orang yang dianggap patuh dan taat terhadap kehendak AS, tidak pernah dan tidak akan pernah berupaya untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan kemandirian bangsa yang nantinya sangat dikhawatirkan akan mengancam eksistensi AS di negara ini.
Diskusi ini sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu akan tetapi masih sangat relevan dengan keadaan sekarang dalam pilpres 2009 ini, karena kepentingan asing memang tidak pernah rela untuk mundur dari Indonesia.
Dalam pilpres 2009 ini sebenarnya sudah dapat kita lihat siapakah calon yang mendapat restu dari pihak asing tersebut dan siapa yang bakal disingkirkan. Calon-calon yang kencang mensuarakan kemandirian bangsa, kemampuan sumberdaya manusia dalam negeri, maupun pengelolaan sumberdaya alam yang mandiri sudah pasti akan mendapat tantangan yang sangat berat. Tantangan ini terutama disebabkan karena harus berhadapan calon lain yang secara bangsa sama dengan dirinya, akan tetapi merupakan perpanjangan tangan negara adidaya yang mengendalikan sebagian besar dunia. Saya yakin isu ini bukannya tidak terdengar atau tidak diketahui para calon yang berkompetisi, tapi saya salut pada calon yang walaupun sadar bahwa perjuangannya akan sangat berat, akan berhadapan dengan sebuah kemapanan, serta akan berhadapan dengan raksasa yang mampu memporak-porandakan dunia, tetap memutuskan untuk maju demi menjaga martabat dan harga diri bangsa.
Apapun hasil pilpres kali ini, kami bangga memiliki pemimpin bangsa (yang sesungguhnya), yang mampu mengayomi dan menjadi contoh bagi generasi muda kedepan. Mungkin memang saat ini belum saatnya, akan tetapi kami dari komunitas DeltaDelapan Jogja akan terus berjuang hingga suatu saat nanti kemandirian bangsa akan terwujud seperti yang dicita-citakan.
Sang Syahrir
Comments
Post a Comment