Skip to main content

Posts

Showing posts from 2006

TAK TERUNGKAP

Rezki Syahrir Terik mentari menjadi penonton setia siang itu. Angin sepoi-sepoi berhembus diantara dedaunan kelapa yang kering. Ayam jantan kurus mengais-ngais tanah untuk melangsungkan hidupnya yang seolah tidak diperhatikan lagi oleh pemiliknya, sambil sesekali mematuk ke tanah jika mendapat rejeki yang semakin langka baginya. Langit cerah memberi sebuah senyum kecut pada dunia, disambut teriakan oleh lahan persawahan yang kering. Dikayuhnya sepeda ontel yang nyaris menjadi barang antik itu sekuat tenaga. Sehabis sekolah, sapi piaraan tatangganya menunggu untuk digembalakan. Pekerjaan itu sudah hampir setahun ia lakoni. Semenjak kemarau panjang melanda desanya tahun lalu, sawah-sawah menjadi kering membuat sapi kehilangan pekerjaannya. Anak itu menggembalakan sapi tetangganya untuk menambah penghasilan keluarganya yang sudah tidak memiliki sumber tetap. Deejab nama anak itu, nama yang singkat diberikan oleh Abdullah ayahnya, seorang petani yang menginginkan Deejab untuk m

SEMBAHAN

Kembali perjalananku pagi ini harus terusik terusik oleh kehadiran bunga tidur namun kali ini tampak aneh seolah ia tidak mau pergi Bunga tidur telah memberi harap jiwaku jiwa yang haus akan cinta dan kasih sebuah sosok tulus murni hadir di hadapanku semalam yang singkat namun penuh makna penuh arti dan penuh misteri yang tak terungkap setampak raga polos, putih murni memberi senyum manis kepadaku sosok terbungkus sutera putih telah menghampiriku tampak jelas olehku lumuran cinta pada tubuh indahnya balutan kasih sayang yang sangat erat pada jiwa sucinya akan disembahkan perjalananku pagi ini menjadi doa kepada-Nya kehausan jiwa sahaya lara kepada cinta pewangi bumi yang akan menggugah dunia dengan kelembutan kasihnya dalam diam, aku mencinta eki

Suatu malam di bundaraan UGM

"Pak, satu ya..", kalimat pertama yang terucap dari bibirku. jarum jam menunjukkan pukul 21.35 ketika aku sampai di bundaran UGM dengan dua buah buku dan beberapa lembar kertas...serta sebuah ballpoint. kalimat itu aku tujukan kepada salah satu penjual wedang ronde di tempat itu. dua pasang muda-mudi asik bercengkrama di depanku agak kekiri. usia mereka sekitar dua puluh limaan. gelak tawa yang sesekali terdengar dari kerumunan mereka mengisyaratkan betapa kebahagiaan melanda. cinta mulai menunjukkan taringnya. sambil tersenyum bapak penjual wedang ronde menyodorkan semangkuk sajiannya kepadaku. "makasih pak" jawabku. sebuah kalimat yang cukup jarang aku ucapkan. sambil sesekali pandangan aku arahkan ke dua pasang manusia tadi, aku mulai membuka lembaran-lembaran buku cerita yang memang sudah aku persiapkan dari kost. judulnya Orang-Orang Proyek. bercerita tentang seorang insinyur mantan aktivis mahasiswa yang tebentur antara idealismenya dengan logika proyek pemba

i don't know

entah mengapa, aku semakin bingung... mungkin jaraknya yang terlalu dekat sehingga aku sulit untuk memahami segalanya atau memang aku tidak mampu untuk melewatinya.. entahlah aku berharap semuanya akan baik-baik saja akankan angin itu berlalu dengan kesejukan di ujungnya?